SEORANG pendaki wanita bernama Jovita Diva Pramudawardani (21) ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah jatuh ke jurang sedalam 180 meter di Gunung Natas Angin, Kudus.
Korban merupakan warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus, yang mendaki bersama dua temannya, Avika Febiana Wibowo (13) dan Willy Restu Mahadewa (15).
Ketiganya memulai pendakian dari rumah pada Selasa, 24 Juni 2025 pukul 07.00 WIB dan tiba di basecamp Rahtawu pukul 08.00 WIB.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka berhasil mencapai puncak Gunung Natas Angin sekitar pukul 13.00 WIB dan mulai turun 30 menit kemudian melalui jalur ekstrem.
Saat turun, korban bersama teman-temannya memilih jalur tanah di samping jalur batu yang dikenal sebagai “jalur naga” oleh masyarakat sekitar.
Sekitar pukul 14.10 WIB, teman korban mendengar teriakan dan suara benda jatuh yang diyakini sebagai momen korban tergelincir ke jurang.
Baca Juga:
Momentum Investasi Terbaik Ada di Tengah Koreksi CSA Index Juli
Korupsi Haji Khusus 2024 Diduga Sistemik, KPK Lacak Jejak Tahun Lalu
Salah satu rombongan pendaki lain melaporkan bahwa korban sempat terlihat merekam pemandangan sambil berjalan sebelum akhirnya terpeleset.
Proses Evakuasi Melibatkan Puluhan Personel SAR dan Relawan Gabungan
Setelah kejadian, dua saksi turun ke basecamp pendakian untuk melaporkan peristiwa tersebut ke pihak Polsek Gebog sekitar pukul 15.00 WIB.
Tim Basarnas Pos SAR Jepara segera menerjunkan personel gabungan bersama relawan dari berbagai daerah untuk melakukan pencarian korban.
Koordinator Lapangan Basarnas Jepara, Ali Usman, menyampaikan bahwa pencarian hari pertama dilakukan hingga pukul 22.30 WIB namun belum membuahkan hasil.
Baca Juga:
Investor Asing Kembali Masuk, CSA Index Juni 2025 Perlihatkan Efek Positif
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
“Evakuasi hari pertama terpaksa dihentikan karena keterbatasan pencahayaan dan risiko medan ekstrem,” kata Ali Usman, dikutip dari laman resmi Basarnas.
Keesokan harinya, tim kembali menyusuri jurang pada Rabu, 25 Juni 2025 pukul 10.50 WIB dan berhasil mencapai lokasi jatuhnya korban pukul 11.20 WIB.
Untuk menjangkau lokasi, tim menggunakan tiga utas tali sepanjang 200 meter dengan dua personel turun bergantian ke dasar jurang.
“Orang pertama membuka jalur, dan orang kedua bertugas mengangkat korban dengan kantong jenazah,” lanjut Ali.
Setelah berhasil dievakuasi, jenazah dibawa menuju titik penjemputan ambulans sekitar pukul 14.00 WIB dan langsung dibawa ke RSUD Kudus.
Jalur Naga Memakan Korban, Pendaki Diimbau Hindari Jalur Ekstrem
Koordinator Lapangan Basarnas menegaskan bahwa jalur tempat korban terjatuh merupakan jalur yang sangat berisiko dan dikenal dengan sebutan “jalur naga”.
Baca Juga:
Kunci UMKM Memenangkan Perhatian Media dan Pasar, Komunikasi Strategis Publikasi Press Release
Nama Budi Arie Setiadi Muncul dalam Dakwaan Judi Online, Jaksa Siap Panggil Sebagai Saksi
Jalur ini terdiri dari lereng tanah curam yang licin dan tidak memiliki pengaman, sehingga sangat rawan kecelakaan terutama saat kondisi lembab.
Ali Usman berharap pengelola basecamp dan komunitas pendaki lebih aktif mengingatkan para pendaki untuk tidak mengambil jalur tersebut.
“Kami sarankan pendaki memilih jalur bebek yang lebih aman dan bisa dilalui dengan risiko lebih rendah,” ujarnya.
Selain itu, Ali juga menekankan pentingnya persiapan sebelum mendaki, termasuk pengetahuan teknis, kondisi fisik, mental, serta ketersediaan perbekalan dan alat keselamatan.
“Pengetahuan soal pendakian juga harus dikuasai agar selama pendakian hingga turun lagi berjalan lancar dan aman,” katanya.
Pihak Basarnas juga meminta agar masyarakat tidak meremehkan jalur pendakian lokal, karena medan di Jawa Tengah bisa sama berbahayanya dengan pegunungan tinggi di daerah lain.
Investigasi dan Edukasi Diperlukan agar Kecelakaan Tak Terulang Kembali
Peristiwa tragis di Gunung Natas Angin menambah daftar kecelakaan pendakian yang terjadi akibat kelalaian memilih jalur atau minimnya pengalaman teknis.
Menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kecelakaan dalam aktivitas alam bebas di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2023.
Pakar keselamatan pendakian dari Mapala UI, Raka Priyandana, menyebut bahwa faktor utama kecelakaan pendakian adalah pengambilan keputusan jalur yang tidak berbasis analisis risiko.
“Masalahnya bukan hanya di medannya, tapi pada keputusan yang diambil tanpa mempertimbangkan pengalaman dan data,” ujar Raka.
Ia menambahkan bahwa edukasi dan pelatihan dasar keselamatan gunung seharusnya menjadi prasyarat sebelum seseorang mencoba pendakian dengan rute ekstrem.
Dinas Pariwisata Kudus sendiri menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap jalur pendakian Natas Angin dan kemungkinan menutup sementara jalur naga.
“Kami akan bekerjasama dengan Basarnas dan komunitas pendaki untuk meninjau kembali jalur berbahaya itu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kudus, Wahyu Indratmoko.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infopeluang.com dan Ekonominews.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Lingkarin.com dan Kontenberita.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallokaltim.com dan Apakabarbogor.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center